Ujian nasional hingga saat ini masih menjadi momok siswa. Berdasarkan amatan salah satu sekolah di Jambi, kiat siswa untuk mengantisipasi kegagalan mengerjakan soal UAN pun bervariasi, ada yang mengikuti bimbingan belajar intensif (rata-rata motivasinya bagus), ada yang mengikuti pelajaran jam tambahan karena diwajibkan oleh sekolah(sebagian besar kurang motivasi) dan sebagian kecil ada yang menambah frekuensi dan waktu belajar. Dan sebagian lagi menganggap jika ada kesempatan pasti panitia ujian di sekolahnya akan membantunya.

Dan yang menggelikan adalah mulai sekitar H-4 para siswa mulai ada tanda-tanda bertobat secara massal. Kalau ini adalah taubat nasuha tentulah perbuatan yang sangat mulia. Tapi dari amatan penulis perilaku itu justru ada indikasi tidak etis terhadap Allah, karena perubahan yang secara tiba-tiba minta maaf kepada semua guru dan pegawai, memberikan sumbangan kepada panti asuhan dan berdo'a secara massal hanya karena mereka khawatir menghadapi UAN.Mudah-mudahan anggapan ini tidak benar namun jika ada nilai kebenarannya maka tugas kita sebagai pendidik harus memberikan nasihat kepada siswa yang sangat membutuhkan pencerahan.